PT Kaltim Prima Coal Dapat Apresiasi dari Dirjen PKH Kementan

By Admin

Foto: Humas Kementan  

nusakini.com - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Drh I Ketut Diarmita, MP mengapresiasi kinerja PT Kaltim Prima Coal (KPC) atas pemanfaatan lahan bekas (eks) tambang di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi lokasi Peternakan Sapi Terpadu (PESAT).

“Saat ini, pemerintah terus mendorong percepatan peningkatan produksi sapi potong seperti yang dilakukan di Kaltim, salah satunya dengan mengajak peran swasta,” kata I Ketut Diarmita dalam keterangan tertulisnya melalui Kasubbag Kerjasama dan Humas Direktorat Jenderal (Ditjen) PKH Yuliana Susanti S.Pt, M.Si. “Usaha pembibitan sapi Bali juga menjadi perhatian karena hewan ruminansia tersebut merupakan kekayaan atau sumber daya genetik ternak ruminansia yang menjadi icon sapi Indonesia,” tambahnya ketika meninjau peternakan sapi Bali yang dikelola PT. KPC di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim, Kamis (23/2/2017). 

Ia menilai, Kaltim saat ini masih kekurangan sapi, sehingga harus memasok dari daerah lain seperti Sulawesi Selatan. Untuk itu, Dirjen PKH menyarankan supaya program pengembangan sapi di lahan eks tambang seperti yang dilakukan oleh PT KPC itu dapat dimanfaatkan guna meningkatkan populasi sapi di Kaltim, sehingga kebutuhan daging sapi di Kaltim tidak lagi mengandalkan daerah lain. “Sudah saatnya Provinsi Kaltim ini mempercepat produksi 2 juta ekor sapi, baik oleh pemerintah, swasta maupun peternak rakyat,” pintanya. 

Untuk itu, lanjut I Ketut Diarmita, kedepannya harus dipikirkan bagaimana mewujudkan provinsi ini agar dapat swasembada dan melakukan ekspor, baik dalam bentuk daging maupun daging olahan. “Pemda bisa menggandeng perusahaan - perusahaan setempat atau investor dari daerah lain. Salah satunya dengan memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan tambang yang nilainya cukup besar,” terangnya. 

I Ketut Diarmita mengatakan, pemerintah pusat ingin melihat populasi ternak, khususnya sapi bisa berkembang cepat. “saya keliling ke berbagai daerah di Indonesia, ingin agar populasi ternak di negeri ini dapat berkembang dengan cepat,” ujarnya. 

Makanya, pemerintah saat ini telah mencanangkan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang berorientasi pada pencapaian swasembada protein hewani. “Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan kebuntingan 3 juta ekor sapi pada tahun 2017, sehingga suatu saat nanti Indonesia bisa mengekspor daging ke luar negeri sebab Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara pengekspor daging. Untuk mencapai itumencapai itu, saya berharap semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, swasta dan peternak bergerak semua ikut mensukseskannya,” paparnya. 

Pada kesempatan itu, ia mencontohkan cara melakukan palpasi rektal (memeriksa kebuntingan) yang benar. Dimana, katanya, jabatan tidak menghalanginya untuk beraksi dan menunjukkan keahliannya memeriksa kebuntingan sapi. “Pemeriksaan Kebuntingan melalui palpasi rektal merupakan cara pemeriksaan yang sederhana, namun membutuhkan ketrampilan dan latihan yang intensif sehingga mampu mendiagnosa kebuntingan, sekaligus menentukan umur kebuntingan, mengetahui posisi fetus dan memprediksikan kelahiran. Dengan demikian, maka dapat diprediksikan kondisi kebuntingan sapi, sekaligus dapat mencegah kondisi gangguan reproduksi maupun gangguan kelahiran pada sapi saat melahirkan,” terang I Ketut Diarmita. 

Sementara Dadang Sudarya, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim yang turut mendampingi Dirjen PKH, menegaskan bahwa Pemprov Kaltim telah siap melaksanakan Upsus Siwab, serta menyiapkan pengembangan sapi di lahan eks tambang dan perkebunan sawit. “Ini sudah menjadi program Gubernur Kaltim agar memanfaatkan lahan bekas eks tambang dan integrasi sawit dengan sapi,” ungkap Dadang.

Sedangkan Imanuel Manege, GM Health Safety Environment and Security PT. KPC, menyampaikan bahwa program peternakan di lahan eks tambang yasng dilakukannya telah melalui proses penelitian dan serangkaian uji coba. “Penelitian mengenai kandungan daging sapi di lahan eks tambang dimulai sejak tahun 2004, dan ternyata hasilnya aman untuk dikonsumsi. Selain itu, secara ekonomis juga bagus, dari situ kami kembangkan dan sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya,” terang Imanuel. 

Selain itu, Dirjen PKH juga meninjau peternakan ayam kampung di Bengalon, yang saat ini sudah mulai hidup kembali. Peternakan ayam kampung ini sebelumnya pernah menjadi juara pertama tingkat nasional, namun karena adanya larangan memasukkan ayam dari luar Kaltim pada tahun lalu, peternakan ini sempat mengalami kekosongan. 

rawansyah, Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Timur, mengatakan, pada prinsipnya Pemkab Kutai Timur menyambut baik dan mengapresiasi perhatian pusat terhadap pengembangan potensi daerah. “Secara umum, Pemkab Kutai Timur akan terus memberikan dukungan kepada masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan potensi di segala sektor, khususnya pertanian dalam arti luas, yakni perkebunan, tanaman pangan, perikanan dan kelautan, kehutanan, serta peternakan. Ini semua, tentunya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendukung ketahanan pangan,” ujarnya. (p/mk)